Mindful Living: Awareness In Action

Bersemangatkan intensi persiapan menjelang  asesmen akhir beruturut-turut dalam beberapa bulan terakhir, kelas 12 SMA Amore Prime School mengikuti kegiatan pendalaman pribadi yang lebih familiar dengan sebutan Self Awareness Symposium (SAS) bagi keluarga besar Amore Prime School. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian penting dalam proses pembinaan spiritual dan mental siswa. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para siswa untuk merenung, berdoa dan mempersiapkan diri dengan baik, secara akademik maupun emosional, sebelum menghadapi ujian yang sangat penting dalam perjalanan pendidikan mereka.

Self Awareness Symposium (SAS) Sebagai Waktu Untuk Refleksi Diri

SAS yang diadakan pada tanggal 6 hingga 7 Maret 2025 di Wisma Samadi yang diyakini jauh dari keramaian, dipenuhi dengan berbagai aktivitas yang dirancang untuk membantu para siswa menenangkan pikiran dan memusatkan perhatian pada tujuan mereka. Tema yang diangkat dalam retret kali ini adalah “Mindful Living: Awareness In Action”. Melalui berbagai sesi seperti penjabaran materi, refleksi dan beberapa pertanyaan diskusif, siswa diajak untuk menyelami lebih dalam perasaan mereka tentang nilai-nilai baik yang ditanamkan di sekolah Amore terutama meyakinkan diri untuk melangkah secara teguh pada level perjalanan yang selanjutnya.

Kegiatan yang Menyentuh Jiwa

Selama SAS, para siswa tidak hanya diberi waktu untuk belajar dan mempersiapkan diri menjelang ujian, tetapi juga berintensi menggali potensi spiritual dan mengolah kematangan emosional mereka. Ringkasnya, membimbing mereka untuk benar kembali mengenal diri lebih dalam yang sarat keunikan positif maupun negatif. Di pagi hari, para siswa mengikuti sesi meditasi yang dipandu oleh oleh guru pembina berdasarkan agama masing-masing. Dalam sesi ini, mereka diajak untuk menenangkan pikiran dan melepaskan ketegangan yang mungkin mereka rasakan. Sesi ini dilanjutkan dengan renungan pribadi, yang memungkinkan setiap siswa untuk berpikir tentang tujuan hidup mereka dan bagaimana menghadapi ujian dengan rasa percaya diri.

Selain itu, SAS ini juga melibatkan kegiatan kelompok di luar ruangan, seperti permainan tim dan diskusi yang mempererat ikatan persahabatan antarsesama teman sekelas dan meninggikan bangunan keakraban yang sudah dibangun oleh mereka selama kurang lebih tiga tahun terakhir. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu mereka untuk bekerja sama, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk berbagi harapan, kekhawatiran, dan saling mendukung satu sama lain. Bahwa sahabat adalah dia yang akan selalu hadir di saat yang tepat ketika kita membutuhkan kehadiran dan peran orang lain. Para siswa pun diyakini bahwa de fato, tidak sedikit orang yang sukses karena kuatnya relasi teman angkatan yang tetap di pelihara sampai usia berkarya.

Membangun Mentalitas Positif

Salah satu tujuan utama dari SAS ini adalah untuk membangun mentalitas positif pada siswa. Para pembimbing mengingatkan bahwa ujian asesmen akhir bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar yang lebih besar. Oleh karena itu, siswa diajak untuk melihat ujian bukan sebagai beban, tetapi sebagai peluang untuk menunjukkan kemampuan mereka dan meraih prestasi yang terbaik.

“Jangan takut gagal, karena setiap kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dan terus berusaha,” ujar salah satu pembicara dalam kegiatan SAS  tersebut.

Menguatkan Semangat Tim Kelas 12

Di akhir kegiatan, para siswa mendapatkan waktu untuk berbagi pengalaman dan perasaan mereka setelah mengikuti SAS. Gambaran positif yang terpancar di balik raut wajah mereka adalah mereka nampak lebih tenang dan siap menghadapi ujian setelah mendapatkan dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari para pembimbing. Mereka juga menyadari pentingnya memiliki keseimbangan antara kehidupan akademik dan spiritual. Lebih dari itu, mereka juga semakin yakin untuk menjadi pribadi yang mandiri pada fase kehidupan setelah masa SMA. Selain harapan-harapan positif yang dibangun dalam diri siswa, para siswa sendiri mengambil kesempatan itu untuk saling menyadari pentingnya kehadiran sahabat dalam kehidupan.

Harapan untuk Masa Depan

Melalui kegiatan SAS ini, para siswa kelas 12 SMA Amore diharapkan dapat memanfaatkan pengalaman yang mereka dapatkan untuk menghadapi beberapa asesmen akhir dengan semangat yang lebih kuat. Bahwasanya, kegiatan SAS ini bukan hanya sekadar persiapan mental, tetapi juga langkah penting untuk membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Praktisnya, melalui kegiatan ini, SMA Amore berharap para siswa dapat meraih hasil ujian yang memuaskan dan melangkah ke tahap berikutnya dengan percaya diri, siap untuk menghadapi tantangan baru dalam kehidupan mereka. 

Eternity Cup 2.0: ENAMOR

Eternity Cup is back at Amore Prime School! This second edition of the event was bigger and better, featuring thrilling competitions, a vibrant food bazaar, and special performances by IDGITAF and DJ Jason.

For five exciting days, students from Amore Prime School and other schools competed in various contests, including badminton, modern dance, original character design, and coloring. The enthusiasm from participants made each competition even more intense and fun!

The event wasn’t just about competitions—students from Kindergarten to Senior High took the stage to showcase their talents through amazing performances, making Eternity Cup a true celebration of creativity and skill.

To wrap up this unforgettable event, IDGITAF and DJ Jason delivered electrifying performances that had the crowd buzzing with excitement. Their passionate fans filled the venue, creating an atmosphere that will be remembered for years to come.

Eternity Cup 2.0 was a huge success, bringing together students, teachers, and visitors for a week of sports, arts, and entertainment. Can’t wait to see what’s in store for Eternity Cup 3.0!

BPG Banten Memilih Sekolah Amore Sebagai Percontohan Pembelajaran Bahasa Mandarin Bersama Laoshi dari Cina

Melalui pertimbangan pasca keterlibatan salah seorang guru Bahasa Mandarin Laoshi Ruben Tjandra, beberapa waktu lalu bersama dalam program pembelajaran bahasa berbasis digital di Cina. Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Banten menemukan kriteria sekolah yang tepat untuk dijadikan sebagai sekolah percontohan pembelajaran Bahasa Mandarin. Oleh karena itu,  BPG memilih  Sekolah Amore sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menjadi percontohan dalam pengajaran Bahasa Mandarin. Keputusan ini diambil dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin di kalangan siswa  juga para guru di Indonesia pada umumnya yang dimulai dari para siswa dan guru Amore. Landasan keputusannya, mengingat betapa pentingnya penguasaan Bahasa Mandarin dalam dunia global saat ini dan ke depan bagi para generasi muda. Oleh karena itu, salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mendatangkan Laoshi (guru bahasa Mandarin) dari Cina untuk memperkenalkan metode pengajaran yang lebih efektif dan autentik.

Sekolah Amore: Pilar Pendidikan Multikultural

Sekolah Amore dikenal dengan komitmennya dalam membangun pendidikan yang beragam dan multikultural. Dengan filosofi yang menekankan pendidikan karakter dan pembelajaran multi bahasa asing, sekolah ini berusaha untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dunia global, terutama dalam bahasa yang kini semakin penting di berbagai sektor, yaitu Bahasa Mandarin.

Sebagai lembaga pendidikan yang sudah lama mengimplementasikan pembelajaran bahasa asing, Sekolah Amore telah menyadari pentingnya Bahasa Mandarin bagi masa depan siswa-siswi. Oleh karena itu, bergandengan dengan Balai Guru Penggerak Sekolah Amore  mengambil langkah lebih jauh dalam memperkuat pengajaran Bahasa Mandarin di sekolah.

Menghadirkan Laoshi dari Cina: Langkah Strategis untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran

Langkah strategis yang diambil oleh Sekolah Amore adalah dengan mendatangkan Laoshi langsung dari Cina. Laoshi yang akan familiar dengan sapaan Sun Laoshi, diharapkan dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih autentik dan menyeluruh kepada siswa dan guru Bahasa Mandarin di Indonesia yang terwakilkan lewat para guru Bahasa Mandarin di Amore Prime School. Pengajaran oleh Laoshi dari Cina tentu akan membawa nuansa yang berbeda karena mereka memiliki pemahaman mendalam tentang budaya, pelafalan dan tentunya tata bahasa yang lebih sesuai dengan bahasa aslinya.

Bekerja sama dengan Laoshi ini juga memungkinkan para guru di Sekolah Amore untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar Bahasa Mandarin. Melalui pendampingan intensif dan tutorial antarguru bersama Laoshi, guru-guru di sekolah Amore dapat mengadopsi teknik dan metodologi pengajaran terbaru yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Dengan demikian, kualitas pengajaran Bahasa Mandarin di Sekolah Amore semakin meningkat dan siap bersaing dengan standar internasional.

Manfaat untuk Siswa: Meningkatkan Kompetensi Global

Kesediaan sekolah Amore bergandengan dengan BPG kota banten memiliki alasan esensial yakni peningkatan kualitas Bahasa Mandarin seluruh siswa. Sekolah meyakini agar kehadiran Laoshi Sun Min Yang memberikan keuntungan yang besar bagi para siswa. Bahwasanya, mereka tidak  akan hanya belajar Bahasa Mandarin dari seorang guru yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang asli. Lebih dari itu, mereka pun  mendapat pengalaman langsung mengenai berbagai aspek kebudayaan Cina. Hal ini memberikan mereka wawasan yang lebih luas tentang pentingnya memahami bahasa dalam konteks global, yang dapat membuka peluang untuk studi lanjut, kerja (karier) serta kolaborasi internasional di masa depan.

Pada sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa  kehadiran Laoshi di sekolah juga akan mendekatkan siswa pada nuansa budaya Cina yang lebih nyata, seperti cara berinteraksi, tradisi serta pola pikir yang ada di masyarakat Tiongkok. Pengalaman ini diharapkan bisa memperkaya karakter siswa dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang lebih terbuka, toleran dan siap menghadapi tantangan global.  Karena hal mutlak yang selalu akan menjadi kriteria prima yang menentukan kualifikasi seseorang dalam dunia kerja adalah, kualitas profesionalitas, penguasaan bahasa dan terutama digenapi dengan karakter yang baik.

Mendukung Program BGP: Membentuk Guru Penggerak yang Berkompeten

Program Balai Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan guru-guru yang kompeten, inovatif, dan dapat memimpin perubahan di dunia pendidikan Indonesia. Dengan memilih Sekolah Amore sebagai tempat percontohan pengajaran Bahasa Mandarin, BGP berharap dapat menciptakan sebuah ekosistem pendidikan yang mengedepankan peningkatan kualitas pengajaran bahasa asing yang relevan dengan perkembangan zaman.

Inisiatif ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk terus mengembangkan pengajaran bahasa asing secara lebih terintegrasi dan efektif. Melalui program ini, BGP memperlihatkan bahwa pentingnya keberagaman bahasa dan budaya menjadi faktor penentu dalam pengembangan kurikulum yang lebih inklusif. Hal ini diamini oleh Ibu  Lestari Puspitaningsih, P.hD dalam sambutannya.  Beliau menggarisbawahi pentingnya keterbukaan lembaga pendidikan terhadap pembelajaran bahasa Mandarin yang sedang diupayakan oleh Balai Guru Penggerak. Mewakili BPG Banten yang turut hadir dalam pengantaran Laoshi Sin Min Yang, hadir juga Ibu Dwi Hadi Mulyaningsih, S.S., M.Pd dan Ibu Mulawarni, S.S., M.Pd. Para Perwakilan BPG sangat mengapresiasi keterbukaan sekolah Amore untuk menjalankan misi ekspansi kerjasamanya dengan pemerintahan Cina di dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia.

Dengan mendatangkan Laoshi dari Cina, dapat diyakini bahwa Sekolah Amore akan berhasil menciptakan model pengajaran Bahasa Mandarin yang tidak hanya relevan dengan perkembangan global, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang autentik bagi siswa dan guru. Program ini menjadi salah satu wujud komitmen Balai Guru Penggerak juga sekolah Amore dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, serta mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya fasih berbahasa, tetapi juga memiliki wawasan budaya yang lebih luas. Merespon Program BPG, Ketua Yayasan Syuradikara Prima Ibu Yasinta Suryanto pun mengapresiasi serentak berterima kasih karena telah menjadikan sekolah Amore sebagai sekolah percontohan. Dalam kata sambutannya, beliau mengatakan keterbukaan hatinya bahwa sekolah Amore siap untuk mendukung program pemerintah, apapun bentuknya sejauh program itu memiliki maksud dan tujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. “Kami sungguh merasa berbangga jika diperkenankan terlibat lebih di dalam mengembangkan dan mempersiapkan generasi muda Indonesia dari tempat kami berkarya yakni Sekolah Amore Prime School. Dan kepada para peserta didik, beliau pun menitipkan pesan, agar murid Amore sungguh-sungguh menerima kehadiran Sun Laoshi sebagai kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas Bahasa Mandarin. Mengingat bahwa bukan tidak mungkin Bahasa Mandarin akan menjadi bahasa yang menguasai pasar global sedangkan Bahasa Inggris sudah akan diterima sebagai bahasa harian semua orang”.

Melengkapi keterbukaan ini, Ruben Laoshi sebagai penanggung jawab Divisi Bahasa Mandarin Sekolah Amore Prime School pun senada menekankan agar para guru  menerima kehadiran Sun Laoshi untuk memperkaya diri serentak mengevaluasi metode pengajaran sehingga kedepan, pembelajaran lebih kreatif, inovatif dan memiliki impak positif yakni meningkatkan motivasi belajar Bahasa Mandarin bagi para murid. 

Harapannya,semoga melalui inisiatif ini, lebih banyak sekolah di Indonesia yang dapat meniru langkah Sekolah Amore dalam memperkenalkan dan mengembangkan Bahasa Mandarin, sehingga menciptakan generasi yang siap bersaing di kancah internasional.

Courage and Unity – Upholding the Values of Our Heroes and Youth

On November 12, Amore Prime School held a significant event aimed at promoting the values of Pancasila in developing well-rounded students. Themed “Courage and Unity: Upholding the Values of Our Heroes and Youth,” this event was part of the school’s initiative to nurture students’ moral character, instill a strong sense of citizenship, and inspire them to embody the values represented by Indonesia’s national ideology, Pancasila.

In the spirit of unity, the students dresscode with the theme “Hero Look a Like” . The students can cosplay like a hero. This interactive activity allowed students to connect historical values with contemporary challenges, reinforcing the importance of Pancasila values in guiding their actions and decisions as future leaders.

The program consisted of various activities that encouraged student participation, cooperation, and critical thinking on essential values, such as unity, courage, and respect. Students participated in vocal group, performances, speech and debate where they reflected on the contributions of national heroes and how the youth can continue their legacy through responsible and courageous actions in daily life. The day began with singing National Anthem and Bangun Pemudi Pemuda, emphasizing national pride and gratitude for the sacrifices made by Indonesia’s heroes.

Through the program, Amore Prime School reaffirmed its commitment to developing students who embody the values of Pancasila. By honoring heroes and fostering courage and unity, the school aims to cultivate a generation prepared to contribute positively to society and lead with integrity and respect. This event was not only a reminder of Indonesia’s heritage but also a step forward in building a stronger and more compassionate youth, dedicated to upholding the values of Pancasila in everyday life.

Atma Jaya Anatomy Museum Visit

Our recent visit to the Atma Jaya Anatomy Museum was incredibly educational and engaging. The students gained a deeper understanding of anatomy through real-life specimens, which provided invaluable context to their studies. The doctor instructors were not only knowledgeable but also welcoming, breaking down complex topics in ways that resonated with the students. Additionally, the museum staff’s hospitality made the experience even more enjoyable, ensuring a smooth and productive visit. We’re grateful for this immersive learning opportunity and look forward to more educational collaborations in the future.